BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap masyarakat selama hidup pasti mengalami perubahan – perubahan. perubahan-perubahan tersebut dapat terjadi pada nilai – nilai sosial, norma – norma sosial, pola – pola interaksi, interaksi sosial, lapisan - lapiasan dalam masyarakat dan lain sebagainya. Perubahan pada masyarakat dunia dewasa ini merupakan suatu gejala normal, yang pengaruhnya dapat menjangkau dengan cepat ke bagian dunia lain atau sifatnya yang menglobal. Hal ini, salah satunya disebabkan karena adanya perkembangan teknologi yang serba modern dan pembangunan yang luar biasa hebatnya yang mampu membawa manusia pada sebuah dinamisasi kehidupan.
Menurut Bagong Suyanto, bahwa ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan atau mudah ikut terbawa arus tidak lain adalah kalangan remaja, disebabkan karena mereka memiliki karakteristik tersendiri yang unik yakni labil dan sedang pada taraf mencari identitas. Pada masyarakat yang sedang mengalami masa transisi, kalangan remaja khususnya seolah – olah terjepit antara norma – norma yang baru.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tanggapan mahasiswa Akademi Kebidanan Sandi Karsa terhadap perilaku hubungan seks pranikah.
2. Faktor-faktor apa yang menyebabkan munculnya perilaku hubungan seks pranikah
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan untuk :
a. Mengetahui tanggapan mahasiswa Akademi Kebidanan Sandi Karsa terhadap perilaku hubungan seks pranikah
b. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan munculnya perialku hubungan seks pranikah
D. Manfaat Penelitian
A. Akademis
Secara akademis penelitian hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kepada si pembaca khususnya mahasiswa sosiologi sekaligus sebagai bahan informasi kepada pihak lain.
B. Praktis
Secara praktis bahwa hasil penelitian ini berguna bagi mahasiswa akademi kebidanan khususnya bagi kalangan remaja saat ini tentang perilaku hubungansekspranikah atau seks bebas yang saat ini marak dilakukan tanpa menyadari dampak negatif dari seks bebas tersebut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Focus penelitian (konsep) 1
Menurut T. Vredenberg (dalam Kartasapoetra, 1860) yaitu tanggapan atau persepsi adalah cara mengalami objek-objek dari gejala-gejala menurut suatu proses selektif. Melalui proses selektif tersebut seseorang dapat mempunyai tanggapan atau pendapat tentang suatu gejala atau objek dari sebuah peristiwa ataupun kejadian.
Begitu pula pendapat dari Sarwono (2002) yang mengemukakan tanggapan atau persepsi adalah pengalaman tentang objek peristiwa atau kejadian atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Adanya pengalaman terhadap objek atau peristiwa-peristiwa atau kejadian merupakan kesatuan dari apa yang di lakukan oleh seseorang sebagai kegiatannya.
Fenomena, ataumasalah, ataugejalaadalah segala sesuatu yang dapat kita lihat, atau alami, atau rasakan. Suatu kejadian adalah suatu fenomena. Suatu benda merupakan suatu fenomena. Adanya suatu benda juga menciptakan keadaan atau perasaan, yang tercipta karena keberadaannya.
B. Focus penelitian (konsep) 2
Perilaku seks bebas adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun sesama jenisnya. Bentuk – bentuk tingkah laku ini bisa bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu, dan bersenggama. Objek seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan atau diri sendiri. Sebagian dari tingkah laku itu tidak berdampak apa – apa, terutama jika ada akibat fisik atau sosial yang dapat ditimbulkan (Sarwono, 2002).
Perilaku seks bebas pada kalangan remaja mulai tersalurkan ketika remaja mulai mengenal pacaran yang tidak sehat serta kurangnya kontrol dari orang tua dan masyarakat serta pengetahuan yang kurang di bangku pendidikan.Perilaku seks bebas merupakan bagian dari penyimpangan perilaku karena suatu tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma sosial yang ada dalam masyarakat. Dimana menurut W.Vander Zanden, penyimpangan didefenisikan sebagai suatu perilaku yang oleh sejumlah besar dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi (Suyanto, 2004).
Perilaku yang dilakukan oleh kalangan remaja khususnya seks bebas pada dasarnya bukan tindakan yang murni dari mereka saja (faktor internal), melainkan ada faktor pendukung atau pengaruh dari luar (faktor eksternal). Selain faktor diatas, faktor yang lain yang dapat mempengaruhi seorang remaja melakukan sebuah seks bebas karena ia didorong oleh rasa ingin tahu yang sangat besar untuk mencoba segala hal yang belum diketahui serta ingin mendapatkan sebuah pengakuan dari teman sepergaulan.
C. Dinamika yang menggambarkan keterkaitan antara konsep 1 dan konsep 2.
Pada kalangan remaja, perilaku seks bebas tersebut dapat dimotivasi oleh rasa sayang dan cinta dengan di dominasi oleh perasaan kedekatan dan gairah yang tinggi terhadap pasangannya, tanpa disertai oleh komitmen yang jelas, dimana remaja tersebut ingin menjadi bagian dari kelompoknya dengan mengikuti norma – norma yang telah di anut oleh kelompoknya, dalam hal ini kelompoknya telah melakukan seks bebas.
Diberbagai media baik itu media elektronik maupun media cetak telah banyak membahas masalah perilaku seks bebas pada kalangan remaja. Akan tetapi masalah tersebut belum pernah tuntas bahkan tetap ada. Dan remaja adalah suatu potensi yang besar akan tetapi remaja juga bisa sebagai problema yang besar.
Kedua kemungkinan tersebut dapat dilihat dari bagaimana masyarakat atau pihak-pihak yang terlibat baik itu keluarga maupun guru memberikan pengarahan atau pengajaran terhadap perilaku seks bebas pada kalangan remaja. Dan bagaimana masyarakat khususnya mahasiswa memandang perilaku seks bebas dikalangan remaja itu seperti apa.
D. Hipotesis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya mahasiswa tidak menyetujui dan pemahaman, pengetahuan, dan tindakan yang dimilikinya. Dalam hal pembinaan masih menilai negatif terhadap perilaku hubungan seks pranikah pada kalangan remaja berdasarkan rendah karena masih kurang optimalnya peranan pemerintah dan organisasi-organisasi setempat
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Pengambilan sampel sebanyak 98 orang (4%) dari 2.450 mahasiswa. Data yang telah dikumpulkan dari hasil penelitian diolah dengan menggunakan tabel frekuensi dengan persentasi, kemudian dianalisa secara kualitatif dengan hasil wawancara sebagai pelengkap.
B. Tahap- tahap Penelitian
Dasar penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah survei dikarenaka bahwa suatu penelitian yang menggunakan metode survei tidaklah perlu untuk meneliti semua individu di dalam populasinya karena hal tersebut memerlukan banyak tenaga, waktu dan biaya.
Adapun tipe penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan tentang tanggapan mahasiswa terhadap perilaku hubungan seks pranikah yang terjadi di kalanganremaja.
Peneliti mengumpulkan data melalui observasi, menggunakan kuesioner yang langsung dibagikan kepada responden dan wawancara langsung kepada responden. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode simple random sampling ( pengambilan sampel secara acak sederhana ).
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data ini merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian, karena langkah ini sangat menentukan kualitaskeabsahan dan kridibilitas hasil penelitian.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:
a. Kuesioner
Teknik pengumpulan data ini dilakukan untuk memperoleh data responden dengan sejumlah pertanyaan tertulis, yang sifatnya terbuka yang nantinya akan dijadikan sebagai pegangan untuk mengambarkan fenomena yang ada sesuai dengan data yang diperoleh.
b. Observasi
Observasi yang di maksudkan adalah pengamatan langsung melalui penginderaan yang dilakukan di lapangan pada objek yang diteliti untuk mengetahui hal yang berhubungan dengan masalah penelitian dalam jangka waktu tertentu.
c. Studi Pustaka
Studi Pustaka yaitu berupa pengumpulan dan penggalian informasi yangdiambil dari buku – buku yang relevan dan artikel – artikel yang menyangkut dengan judul yang di angkat.
D. Instrument Penelitian
Alat bantu dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi, serta Pusat Komputer, Internet, dan laboratorium.
E. Keabsahaan dan keajegan penelitian.
Penelitian tentang hal tersebut berdasarkan survey yang dilakukan oleh Departemen Sosial dan Ekonomi Internasional pada tahun 1998 di beberapa Negara Barat seperti Belgia, Kanada, Jerman, Hongaria, Norwegia, Inggris dan Amerika menunjukkan bahwa 2/3 remaja wanita berusia 19 tahun telah melakukan hubungan seksual di luar pra nikah. Senestein (1989) telah melaporkan hasil penelitiannya yaitu bahwa sekitar 69% remaja wanita Afrika-Amerika telah melakukan hubungan seksual tanpa nikah pada usia 15 tahun. Sedangkan Hoffer (1988) menemukan bahwa 25% remaja wanita Afrika-Amerika telah berhubungan seksual tanpa nikah pada usia 15 tahun dan 74% pada usia 18 tahun, sedangkan pada remaja wanita berkulit putih adalah 15% dan 56% (Yusuf, 2006), sedangkan survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1994, jumlah penduduk usia 20-24 tahun mencapai 31,2% dari jumlah penduduk Indonesia. Menurut Kepala BKKBN seks bebas telah ditemukan di setiap propinsi di Indonesia. Hasil penelitian PKBI juga menunjukkan bahwa 9,1% remaja wanita telah melakukan hubungan seks dan 85% melakukan hubungan seks pertama mereka pada usia 13-15 tahun di rumah mereka dengan pacar. Remaja wanita masa kini sudah melakukan hubungan seksual secara aktif. Tiap tahunnya 15 juta remaja wanita berusia 15-19 tahun melahirkan.
Sebenarnya banyak yang menyalah-artikan mengenai seks bebas atau hubungan badan layaknya suami istri. Keingintahuan mengenai hubungan seks yang tidak pernah diajarkan atau informasikan kepada anak dari sekolah atau orangtua di lingkungan keluarga. Penyebab yang paling sering terjadi adalah pacaran di usia dini misalnya dari SMP sehingga ketika duduk di bangku SMA sudah hamil sebelum lulus ujian. Bisa juga karena perjodohan yang telah diikrarkan oleh orangtua, sehingga si anak bisa saja melakukan seks bebas sebelum nikah, kemudian ia hamil dan harus menikah di usia dini.Hal-hal yang mendukung seks bebas, biasanya sangat mudah didapatkan sumbernya untuk memicu perilaku tidak sopan dan tidak beretika ini. Misalnya saja ada suatu media yang menampilkan perempuan berbikini seperti majalah playboy atau DVD/CD porno yang sangat murah beredar di pelosok daerah dan mudah didapatkan: pada malam harinya di layar kaca atau layar lebar juga bisa menonton pemberitaan perkosaan, video porno artis, adegan-adegan mesra ataupun seks yang vulgar dan situs-situs internet yang banyak juga menampilkan video atau gambar-gambar yang tidak wajar yang mudah sekali di akses melalui komputer ataupun handphone.
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, Elizabeth B. 1981. Perkembangan Anak. Penerbit Erlangga : jakarta.
. 1980. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekata Sepanjang Rentang Kehidupan. Penerbit Erlangga : Jakarta.
Kartasapoetra, G dan R.G Widyaningsih. 1982. Teori Sosiologi. Armico : Bandung
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2002. Psikologi Sosial : Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial, Balai Pustaka : Jakarta.
Lapu,YuvenMerdiaris,2010.”KenakalanRemaja”.[online]http://sabdaspace.com/kenakalan_remaja. (diaksespada tanggal 26 Juni 2010).
http:halasehat/index.php/remaja-sukses/DAMPAK-PERILAKU-SEKS-BEBAS
Anonim.2010.”Pengertian Kenakalan Remaja”.[online].http://matheduunila. blogspot
TANGGAPAN MAHASISWA TERHADAP PERILAKU HUBUNGAN SEKS PRANIKAH
PROPOSAL
Rika pricillia
10661001693
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2012